Ada tradisi yang
dibangun para pemuda milenial di Aceh adalah mangkal di warkop sambil
bincang-bincang ringan soal banyak hal. Leksikon ini juga dilakukan oleh
kabilah Disdik Dayah Banda Aceh. Kopi dan kuliner ke-Acehan ibarat romio dan
juliet. Bahkan kopi menjadi amunisi dalam memecahkan kebuntuan dan menambah stamina sapodang.
Tulisan ini tidak
membahas secara tajam terkait minum kopi, akan tetapi lebih menyentuh soal merajut
ukhwah sambil nikmati kuliner sesuai selera masing-masing kabilah. Datok NZ dan
Kiyai Muslim, minum kopi adalah harga mati, sementara Kiyai Mirzayanto dan
Kiyai Marwan serta Bung Syarif menyesuaikan dengan cuaca Kutaraja. Mimpi
kabilah adalah perekat ukhwah diawal tahun 2020 guna penyamaan mimpi dalam
menerjemahkan visi Banda Aceh Gemilang dalam bingkai syariah. Mengutip ungkapan
Kiyai Muslim, perbedaan pendapat dalam alam demokrasi adalah lumrah, soal
kebersamaan dan jalin ukhwah nomor wahid. Takbir!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar