Laman

24 Des 2019

Bumerang Final di penghujung Tahun 2019



Ujian Final menjadi menakutkan bagi sebagian mahasiswa, bahkan juga hati dag---dig—dug. Ada juga yang merasa bangga dengan final karna ingin mengevaluasi sejauh mana kemampuan personal mahasiswa terhadap bidang studi yang dipelajari selama satu semester dan ini bagian dari evaluasi akademik atas bidang study yang diajarkan oleh dosen pengampu.


Rabu, 25 Desember 2019, mahasiswa Prodi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, sebagian dosen pengampu bidang studi juga melakukan ujian final. Kali ini seperti biasanya saya memberikan ujian final mata kuliah legal drafting tiga unit I, II dan III dan biasanya jarang mengawas ujian final. Bukan malas ngawas, tapi biar ada pembagian tupoksi “akademik” dalam pengawasan ujian...hehe. bukan ngeles, tapi ini memang tradisi saya. Akan tetapi kali ini saya harus turun langsung lantaran bidang Akademik tidak bisa ngawas ujian final lantaran hari libur nasional. Dasar ini pula saya langsung mengawas ujian mata kuliah legal drafting. Dua unit secara paralel ujian final mata kuliah  Legal Drafting. Diantara bidang studi lainnya yang menjadi keahlian antara lain:  Hukum Pemerintahan Daerah, Hukum Kelembagaan Negara serta Hukum Tata Negara.

Setiap mahasiswa yang masuk kelas langsung mengambil soal ujian yang masih bersegel akademik dan lembaran kertas berstempel akademik. Soal ujiannya cuma tiga soal, Cuma untuk menjawabnya berkeringat bagi mahasiswa yang tidak belajar apalagi sering bolos masuk kuliah. Karenya ini soal bukan kaleng-kaleng dan menghafal tapi butuh kecerdasan dan ketrampilan dalam menyusun rancangan Peraturan Walikota sesuai dengan intruksi. Hal lain yang perlu dipahami adalah kaedah legal drafting serta seri-seri peraturan daerah/qanun. Selamat menjawab. Semoga sukses....yang pasti yang tidak lulus kembali bersua dengan dosen yang qece dan ganteng...haha.

Saya cuma memastikan bahwa soal cukup dan absensi ujian tidak terlewatkan. Durasi waktu 90 menit. Jika sudah habis waktu langsung dicabut. Saya pura-pura sanger pada hal melangkolis, hehe. Saat waktu sudah habis semua pada kumpul. Eh ternyata para kabilah srikandi meminta di photo gaya bumerang. Selaku dosen milenial tentu sulit mengelaknya. Apalagi yang minta di photo mahasiswi manis-manis....hehe. Tat Nateuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar