Laman

4 Apr 2018

Merajut Ukhwah dengan Ulama Kharismatik Tasik Malaya


Oleh : Muhammad Syarif, SHI, MH*

Wakil Walikota bersilaturrahmi dengan Mursyid TQN
Wakil Walikota Banda Aceh bersama rombongan melakukan kunjungan kerja pada Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya (4 April 2018). Kehadiran rombongan diterima langsung oleh  Generasi ketiga Penganut Tarikat Qadariyah Naqsyabandiyyah (TQN). Pondok Pesantren yang menarapkan Praktek Amalan Tauhid dan Tasawuf ini, menjadi Magnet tersendiri bagi pimpinan nusantara. 

Menerima Kado Istimeqa ajaran TQN
Banyak Tokoh Nasional berkhitmad dan menyambangi Pondok Pesantren ini dalam rangka bersilaturrahmi dan minta restu, ungkap Ahmad saat coba kami wawancarai. KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan sebutan Abah  Anom adalah generasi ketiga Abah Sepuh. Beliau benar-benar Ulama yang sangat bersahaja, santun dan sangat bijaksana. Tutur bahasanya sangat teratur, lembut dan penuh kerendahan hati membuat saya kagum.


Bersama Mursyid TQN
Kamipun diulas sejarah Pontren ini, serta diberikan 6 Kitab meliputi; Profil Pontren, Belajar Ma`rifat kepada Allah, Ilmu dan Praktek Ajaran Tauhid Tasawuf. Beliaupun bercerita bahwa di Banda Aceh sudah ada Mursyid yang mampu menjelaskan tentang Amalan Santri Suryalaya. Sang Mursyid itu adalah Tgk. DR. Zulfan Wandi, MA Dosen FSH UIN Ar-Raniry dan juga Alumni Dayah Labuhan Haji Darussalam Aceh Selatan. Ini sesuatu yang luar biasa, batinku bergetar. Ternyata misi menjadikan Banda Aceh Kota Zikir Dunia, semakin dibuka pintu dan jalan oleh Allah, SWT. 

Apalagi sang Mursyid itu secara kebetulan memiliki ikatan keluarga dengan saya dari garis keturunan Kakek. Saya pun seketika menyampaikan kabar bahagia pada kakanda Zulfan lewat pesan singkat,. Ia pun membalas; Alhamdulillah terimakasi Dek, senang hati adinda sudah sampai ke Tasikmalaya. Mudah-mudahan Allah satukan kita dalam Ibadahnya, Amiin.

Para Punggawa Disdik Dayah Banda Aceh
Pontren Suryalaya lebih dikenal dengan Inabah dan TQN. Banyak kontribusinya buat Nusantara terutama dalam Aspek Penyebaran Tauhid Tasawuf dan Rehabilitasi Pencandu Narkotika kelas berat. Dunia pun menghargai perannyata Pontren ini dalam menyelesaikan masalah penyakit sosial.

KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, saraf dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Bersama Cucu Abah Sepuh yang juga Staf Ahli Bupati Tasik Malaya
Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN). Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. 

Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah.

*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar