Laman

7 Apr 2018

Bandros, Mobil Wisata yang Mengasyikkan di Kota Bandung

Oleh: Muhammad Syarif*
Bandung punya cara khusus dalam memanjakan pelancong, agar betah dan nyaman. Berbagai akses pelayanan publik ditata dengan apik dan menawan. Trotoar dibuat semakin menarik, pusat kuliner, wisata dan taman bermain ditata dengan elok, oleh Ridwan Kamil Walikota Bandung yang kini mengadu nasib menjadi salah satu kandidat Gubernur Bandung periode 2018-202.
Bersama Kang Windi Pemandu Bandros
Tata Kelola Pemerintahan juga di sulap menjadi lebih Modern oleh Kang Emil, Selama tiga hari (3-6 April 2018) menjadi momentum berharga bagi kami para pungawa Disdik Dayah Banda Aceh (Red ASN Pemko Banda Aceh) yang  berkesempatan melihat lebih dekat kemajuan Kota Bandung, dibawah sentuhan Ridwan Kamil. Kami pun memamfaatkan momentum Study Banding ini dengan baik sambil berwisata. Perjalanan kami tentu semakin menarik saat berkesempatan melihat beberapa locus Bandung Juwara. Diantaranya; Bandung Command Center, Bandung Planning, Pusat Kuliner, Taman Wisata, Gedung Sate, Fasilitas Olahraga Publik, Pusat Kerajinan Home Industri, Pusat Dakwah Islamiyah.


Kali ini saya mengurai sedikit tentang Bandung Tour On Bus (Bandros). Mobil unik yang dibuat semakin kece kata anak muda zaman Now. Setidaknya ada 18 Bandros yang dibeli dari dana APBD dan CSR. Pembelian Bandros dalam rangka mempublikasi Kemajuan Kota Bandung Bansigom Donya, dan ini patut dicontohkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh. Kalau ingin menata Wisatanya lebih baik dan menarik, yang pada akhirnya berimplikasi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
Bandros memiliki corak warna yang beragam sesuai rutenya. Anda cukup mengeluarkan kocek Rp. 20.000,- maka anda akan di bawa muter-muter mengelilingi Kota Bandung yang dipandu oleh petugas Wisatanya.

Saat kami para Punggawa Disdik Dayah Banda Aceh menaiki Bandros, kami langsung disapa dengan ramah oleh Kang Wendi, Pemandu Wisata yang sangat lincah dalam menarasikan perkembangan Kota Bandung dari masa- kemasa. Kamipun dibuat sumringah (baca bahagia) dengan untaian katanya yang sangat sistematis dan memahami konsep penataan Kota Bandung lebih apik. Setiap Bangunan bersejarah di ulas dengan terang benderang dengan Kang Wendi.

Waw...banget dan membahagiakan. Ternyata beliau bukan ASN akan tetapi Perhimpunan Wisata Kota Bandung. Ya semacam komunitas Wisata. Tapi kepiawaiannya dalam menjelaskan sungguh melebihi Kepala Dinas Pariwisata Bandung, ungkap saya kepadanya.

Kang Wendi menuturkan Bandros hanya khusus melayani rute-rute wisata. Para penumpang juga hanya bisa turun di shelter naik. Rutenya pun telah ditentukan sesuai koridor. Saat sudah turun pada locus yang telah ditentukan penumpang dikasih durasi jalan-jalan untuk berbelanja dan rehat selama 10-15 menit. "Ini cuma berhenti di tempat sign in. Kenapa nggak bisa bebas berhenti di mana saja? Supaya nggak mematikan angkot," ungkap Kang Wendi.

Ia menyebutkan untuk tarif ditetapkan Rp 20 ribu untuk sekali perjalanan. Kita dikasih Tarif resmi Pemko yang dikelola oleh Dishub Bandung. Uang pemasukan dari penumpang semuanya menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Keren kan..? saya membayangkan konsep Bandros ini juga bisa direplikasi oleh Bandros Banda Aceh Gemilang. Bandros juga memiliki Warna yang pariatif sesuai rutenya..

Rute Bandros akan disesuaikan dengan warnanya. Maka menjadi Penting Sinergistas Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata Dalam menata Wisatanya, ungkap Robi warga Bandung. saat ini, Dishub dan Disparbud Kota Bandung sudah merancang lima rute yang akan dilalui oleh Bandros baru. Rute tersebut sudah melalui proses pengkajian dan pertimbangantim teknis.

Bandros berwarna kuning akan mengantar wisatawan berkeliling mulai Lapangan Gasibu, Taman Cibeunying, Taman Superhero, Taman Foto, Gedung Merdeka, Alun-alun Bandung dan Braga. Bandros berwarna biru akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, Cibaduyut, Leuwipanjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol dan Buahbatu.

Bandros warna ungu akan menempuh rute Lapangan Gasibu, Taman Cikapayang, Alun-alun Ujungberung, Museum Geologi, dan terakhir Pusdai. Untuk Bandros hijau akan melewati Chinatown, Pasirkaliki, Alun-alun Cicendo, Karangsetra, UPI dan Gor Padjajaran.

Bandros warna biru. Nantinya Bandros ini akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, Cibaduyut, Leuwipanjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol dan Buahbatu.
Bandros berwarna merah muda akan menempuh rute Lapangan Gasibu, Taman Jomblo, Teras Cikapayang, Teras Cihampelas dan berakhir di Taman Budaya.

Sementara Bandros warna hitam akan digunakan oleh tamu-tamu VIP yang jika tidak ada maka akan mengakomodir wisatawan dari luar Kota Bandung.

*Penulis adalah ASN Kota Banda Aceh dan juga Dosen FSH UIN Ar-Raniry, Peserta Study Banding Bandung-Tasimalaya dalam rangka menjalani misi Banda Aceh Gemilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar