Laman

25 Des 2024

Yusuf Qardhawi Al Asyi, Peminat Pidana, Politik Islam Serta Sejarah Aceh


Oleh Bung Syarif*

Dikalangan Mahasiswa Fakultas Syari`ah IAIN/UIN Ar-Raniry tidak ada yang tak mengenal Yusuf Qardhawi Al Asyi. Kini nomenklaturya menjadi “Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)” UIN Ar-Raniry.

Lahir di Samalanga, 20 Desember 1980, semasa kecilnya mengenyam pendidikan SD hingga SMA plus Dayah di Bireun, yaitu Dayah Al Madinatuddinyah Babussalam.

Semasa studi pada Fakultas Syari`ah IAIN Ar-Raniry kami sering berdialektika serta melakukan aksi di lapangan (demontrasi). Ia sangat radikal kala itu, maklum pentolah Front Pembela Islam (FPI) Aceh ini saat vokal dan kritis.

Menyelesaikan Sarjana prodi Jinayah wa Siyasah (Pidana dan Politik/Tata Negara Islam). Ia sangat gemar mengkaji  sejarah dan tujuan pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka menurut hukum Internasional, sejak studi pada Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry. Dikampus kami satu leting serta sering berdiskusi sambil ngopi kebangsaan walau beda prodi. Saya mengambil Prodi Hukum Ekonomi Syariah (SMI/HES).

Ia terlibat dalam berbagai aksi gerakan perlawanan menentang kedhaliman, memastikan Syariat Islam di Aceh berjalan sesuai aturan yang berlaku. Karna itulah beliau masuk di berbagai Ormas Islam sebut saja Front Pembela Islam (FPI) yang kini telah dibubarkan oleh negara karna dianggap melawan negara, Lakpesdam PW NU Aceh,  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD).

Pemikiran Politik Hukum dan Sejarah Aceh sangat mumpuni dan ini tergambar saat kami dikirimkan e-boox oleh Ahmad Baidowi salah seorang penulis dan orang kepercayaan Bang Surya Paloh di Partai Nasdem Pusat. Ahmad Boidawi dulunya sebagai komandan kami di masa rehab-rekon NAD-Nias pasca tsunami dalam bidang Pendidikan dan Dayah dengan bendera INSEP Jakarta. Satu karya besarnya merancang konsep “Sekolah Sukma Bangsa” di Pidie, Lhokseumawe dan Bireun. Kami kala itu diberi amanah oleh Ahmad Baidowi merekrut siswa korban tsunami dan korban komplik untuk menimba ilmu di Sekolah Sukma Bangsa serta mengelola Program Pemberdayaan Ekonomi Dayah se-Aceh.

Kembali pada menu utama Yusuf Qardhawi Al Asyi adalah insan yang punya keinginan yang luhur dalam menuangkan gagasannya, apa yang dianggap benar secara akademik. Dan ini tergambar dengan terang-benderang di karyanya.

Hampir 40 Buku telah ditulis saat mengenyam study S2 dan S3 di Fakultas Hukum USK. Diantara bukunya yang paling asyik saya baca hingga adrenalin saya tersengat adalah Buku Sejarah dan Tujuan Pemberontakan GAM Menurut Hukum Internasional. Ia mengupas dengan terang benderang. Diawal mukaddimahnya ia berucap membaca buku ini pasti ada orang yang sensitif. Seorang Ilmuan memang harus berani mengungkap fakta walau itu berisiko dan diangap melawan negara.

Buku karya beliau yang kedua saat ini sedang kami kunyah berjudul; ”Eksplorasi Kerajaan Aceh; Sistem Pemerintahan, Birokrasi, Peradilan dan Stelsel Pidana yang ditunjuk sebagai editornya Dr. Abdullah Sani,MA dan Drs. Harun Ar-Rasyid, M.Pd. Kedua buku ini sangat layak dibaca. Kami tentu bangga pada sahabat terbaik kami. Spektrum cara berpikir dan bertindaknya sudah semakin soft, tidak “meledak lagi”. Ini membuktikan maqam keilmuannya sudah menuju kesempurnaan. Bicaranya sangat akademik dan berdasarkan magnum opus. Saya menyebutnya Kiyai Dr. Yusuf Qardhawi Al Asyi,SHI.,M.H layak disebut Pakar Sejarah Aceh dan Pakar Hukum Tata Negara Islam.

Ini bisa dibaca diberbagai karyanya baik dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Sukses terus sahabat. Engkau memang luar biasa. Krue semangat di Haul Sultan Iskandar Muda ke-388 sejatinya giat literasi Akademik bisa kita minta pandangan beliau sebagai pembicara utama.

 

*Penulis adalah Sahabat Yusuf Qardhawi, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Mantan Aktivis`98, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar