Punggawa Disdik dayah bersama Tgk. Mustafa |
Petualangan episode kelima
ini dalam menjalankan program jak saweu dayah selalu punya cerita menarik.
Hujan gerimis tidak menyurut semangat para punggawa Disdik Dayah Banda Aceh
untuk bersilaturrahmi sekaligus menangkap energi positif di setiap bilik dayah.
Karena kami punya keyakinan semakin sering bersilaturrahmi maka semakin banyak
persaudaraan dan juga dimudahkan rezeki.
Setiap episode tentu punya
cerita yang menarik dan menyenangkan. Kalau dilakoni dengan tulus dan iklas
maka akan menemukan kebahagiaan. Ibarat mengaji tilawah zuqnya dapat. Kira-kira
gitulah kata gurungajiku Ustz Mufti Abdullah, Qari Masjid Raya Baiturrahman
kala masih menjadi santri Pengajian Malam An-Nur Masjid Raya Baiturrahman kala itu.
Diskusi ringan dengan Tgk. Mustafa |
Profesi pentadbiran dayah,
adalah profesi baruku. Dimana sejak 31 Desember 2016 Plt. Walikota Banda Aceh
melakukan roling kabinetnya. Lama bergelud dalam bidang Reformasi Birokrasi
(RB) sejak 2008-2016, tidak menjadi penghalang bagiku untuk menjalankan tupoksi
yang baru. Kalau soal RB tentu kepiawaian ku sudah teruji, bahkan beberapa
Kab/Kota di Aceh dan Sumatra pernah diminta sebagai tenaga Ahli/Narasumber
serta konsultan. Tapi itu kisah masa lalu.
Kembali ke tema utama. Jak
Saweu Dayah. Program mulia menuai berkah. Kehadiran kami di Dayah Nidhamul Fata
adalah kali ketiga tentu dengan momentum yang berbeza. Tgk. Mustafa adalah
salah satu orang kepercayaan pimpinan dayah. Muda, energik dan ganteng.
Pertemuan perdana kami di forum Rakor Pimpinan Dayah se-Kota Banda Aceh, dimana beliau saat itu
menjadi wakil Dayah Nidhamul Fata Gampong Lamlagang tepatnya 24 April 2017 di Aula Gedung A Lt.IV Pemko Banda Aceh.
Setelah itu berlanjut
dibeberap event Disdik Dayah diantaranya Pembentukan Forum Pimpinan Dayah,
Pembahasan Regulasi Sistem Pendidikan Dayah, Workshop Manajemen Dayah serta
beberapa event peningkatan SDM santri Dayah dilevel Propinsi Aceh.
Dengan sangat ramahnya
beliau mengajakku singgah di pojok bale nan indah dan mungil, sembari
menyuguhkan kupi pancung dan snack pagi. Kami banyak berdiskusi dan sesekali
menyimak aspiransinya untuk diperjuangkan dalam dokumen perencanaan Disdik Dayah.
Bincang dengan santri Asal Malaysia |
Sebagaimana lazimnya tentu setiap untaian katanya
saya rekam dengan seksama. Sebagai pertanda bahwa kami serius dalam
mendengarkan harapan sang pencinta ilmu agama. Setelah lama berbincang saya
dikenalkan dengan santri luar negeri yang berasal dari malaysia, namanya Ahmad
Murshidi. Santri Malaysia yang mondok sejak Tahun 2016. Sayapun sempat menggali
beberapa pertanyaan mendasar seputar latar belakangnya memilih mondok di Dayah ini,
serta apa yang menjadi mimpinya kedepan. Insya Allah terkait kisah dengan Ahmad
Murshidi akan diulas di episode yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar