Politik

Merebut Kursi Aceh-1

Oleh : Muhammad Syarif, S.HI.M.H*
Gendang Politik sudah mulai bergema di Aceh. Berbagai kandidat sudah bermunculan. Menariknya 4 Pentolan “Satria Aceh” yang dulunya satu perahu kini mencari jati diri masing-masing. Zaini Abdullah, Muzakkir Mananaf, Zakaria Saman dan Irwandi Yusuf.  Politik itu tidak ada sahabat sejati, Politik itu agak rumit diterjemahkan dengan logika sederhana. Tidak terbayangkan sama sekali akhirnya 4 Pendekar satu seperguruan (baca satu guru, alm. Hasan Tiro), Kini mengadu nasib guna meraih kursi Aceh-1 dengan nawaitu membangun Aceh lebih baik dan bermartabat.



Politik tanpa syarat mungkinkah?


Oleh:Muhammad Syarif, S.HI.M.H*

Politik itu tidak ada yang gratis, demikian bincang-bincang ringan dengan salah satu kolega yang juga seorang politisi muda. Kami sudah berkenalan cukup lama sejak Tahun 2008. Anak muda yang satu ini cukup lincah dalam memainkan gendang politiknya. Terkadang saya melihat jurus-jurus jitunya menuai berkah politik dan jarang meleset. Rekam jejaknya teruji. Tulisan ini mencoba mengurai sebuah pikiran lepasnya saat kami bercengkrama, temu kangen.

Angkatan Bersenjata Kerajaan Arab Saudi Jalin Kerjasama dengan Pemko Banda Aceh



Pemerintah Kota Banda Aceh menerima kunjungan Direktur Jenderal Urusan Keagamaan Angkatan Bersenjata Kerajaan Arab Saudi, Mayjen Mohammed Abdulrahman A Alsadan beserta rombongan di Balai Kota Banda Aceh, Selasa (3/3/2015).

Mayjen Abdulrahman mengatakan, kedatangan mereka ke Indonesia merupakan kunjungan resmi ke institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membalas kunjungan pihak TNI sebelumnya ke Arab Saudi. Selama di Aceh, sambung Abdulrahman, pihaknya juga sudah mengunjungi beberapa pesantren, dan pada kesempatan ini mereka meluangkan waktu khusus untuk bersilaturahmi dengan Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE beserta jajarannya.

 

Menebak Calon Wakil Walikota Banda Aceh

Oleh: Muhammad Syarif*

Pasca pelantikan ibu Illiza Sa`aduddin Djamal, SE sebagai Walikota Banda Aceh sisa masa jabatan 2012-2017, tanggal 16 Juni 2014 berbagai spekulasi muncul siapa yang pantas menjadi Wakil Walikota untuk mendampingi Walikota Banda Aceh 3 (tiga) tahun kedepan. Dugaan dan sakwa sangka politik negatif mencuat. Askhalani selaku koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh menuding pemilihan Wakil Walikota Banda Aceh berpotensi terjadi money politic atau politik uang jika dipilih oleh anggota DPRK periode sekarang. Untuk itulah Askhalani menyarankan sebaiknya dipilih oleh Anggota DPRK Periode 2014-2019. Pertanyaan kemudia apakah ada jaminan jika dipilih oleh anggota DPRK periode 2014-2019 tidak berpotensi money politic?

Menaruh harapan pada anggota DPRK Banda Aceh 2014-2019

Oleh : Muhammad Syarif

Banda Aceh sebagai pusat ibukota menjadi seksi untuk dikaji dan ditelaah dari berbagai sisi. Kota yang telah berumur 809 Tahun ini, terus berevolusi. Berbagai perubahan fundamental telah terlihat terutama dalam aspek tata kelola pemerintahan. Tentunya keberhasilan di bidang pemerintahan tidak terlepas dari hubungan kerjasama yang baik antara eksekutif dengan legislatif.


Berdasarkan catatan yang dihimpun sejak tahun 2012-2014 tidak kurang dari 100 perhargaan diterima oleh pemerintah Kota Banda Aceh baik level regional, nasional dan internasional dalam bidang tata kelola pemerintahan, reformasi birokrasi, akuntabilitas, pelayanan publik, pendidikan dan kesehatan. itu semua berkat kerjasama yang harmonisasi antara eksekutif dengan legislatif Kota Banda Aceh.

 

 

 

Adakah Politik Sufi?

Oleh : Muhammad Syarif*
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan baik secara konstitusional maupun non konstitusional. Aristoteles beranggapan bahwa politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Sementara sufi bermakna suci hati dan perbuatan. Jadi Politik sufi adalah strategi atau cara meraih kekuasaan dengan cara-cara yang terpuji baik dilakukan secara konstitusional maupun non konstitusional. Kekuasaan yang diperoleh tanpa menginjak dan mencedarahi hak-hak orang lain, bahkan yang terjadi saat ini adalah “politik jurus mabuk”.

 

 

Membaca Manuver Politik 2014

Oleh : Muhammad Syarif

Politik sulit dibaca dan tebak. Dalam dunia persilatan “politik”, ada kecendrungan semua mungkin untuk memperoleh hasrat politik. Politik selalu identik dengan kekuasaan. Anda boleh tidak setuju dengan ungkapan itu. Menarik kalau kita coba simak, bagaimana jargon-jargon politik dilakoni oleh petualang politik, sebut saja: “jika saya terpilih maka saya akan memperjuangkan nasib rakyat. Kalimat akan...ini dan akan itu senantiasa mewarnai baliho di seputaran sudut baik di kota, maupun di desa/gampong. Bahkan di WC pun, ungkapan akan ini dan akan itu bergentayangan.

 

 

Bravo KIP Banda Aceh

Oleh : Muhammad Syarif*


Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 berjalan dengan lancar. Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh selaku penyelenggara Pemilihan Calon Legislatif dinilai sukses dalam menyelenggarakan pileg. Seluruh tahapan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Riak politik relatif stabil di pusaran Koeta Raja, walaupun gesekan politik sepertinya memang sulit di hindari seratus persen. Paling tidak KIP Banda Aceh dibawah Nahkoda Munawarsyah, S.HI.,MA punya komitmen yang tinggi untuk menjadikan Banda Aceh sebagai Model pendidikan Politik di Aceh.

 

 

 

Pidato Penetapan Penjabat Walikota*

Senin,24 Maret 2014
 Hamdan Wasyukran Lillah, Shalatan Wasalaman ‘Ala Rasulillah,Wa’ala Alihi Waashabihi Wamawwalah  Amma Ba’du.
Yang kami hormati:
1.   Ketua DPRK,
2.   Pimpinan DPRK;
3.   Anggota DPRK dan Fraksi DPRK Banda Aceh;
4.   Rekan-rekan Pers, Para Undangan dan Hadirin sekalian.

Pertama-tama, tentu tak henti-hentinya kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya, pada hari ini kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menghadiri acara Sidang Penetapan Penjabat Walikota Banda Aceh pasca meninggalnya alm Bapak Mawardy Nurdin.

Politik Jurus Mabuk

Oleh : Muhammad Syarif*

April 2014 adalah tahun politik nasional. Berbagai lakon politik telah dimainkan oleh politisi. Taburan janji politik pun telah dimainkan oleh calon legislatif, baik caleg pusat, propinsi maupun Kabupaten/Kota. Jurus politik telah dipraktekkan olah masing-masing konstestan baik jurus kungfu, jurus mabuk maupun jurus pesona senyum manis.

 

Pemilu Damai; Basa-Basi Politik

Oleh : Muhammad Syarif*
Gendang Ikrar Politik Damai Aceh telah di konsensuskan, Aula Polda Aceh, Jum`at 7 Februari 2014. Seluruh partai politik peserta pemilu baik nasional maupun lokal sepakat mendeklarasikan politik damai di Aceh. hanya Partai PNA yang absen pada saat deklarasi tersebut. Tentunya ketidak hadiran PNA bukan berarti tidak setuju dengan Politik Damai, akan tetapi karena kecewa kepada Aparat Penegak hukum serta adanya kerisauan di lapangan “deklarasi pemilu damai” tidak berimplikasi pada tataran empiris.


 

Historis Parlok; Ajang Pembuktian Eksistensi

Oleh : Muhammad Syarif*
Diskusi Parlok di Jakarta 2007

April 2014 adalah ajang pesta demokrasi Indonesia. Berbagai propaganda politik telah dimainkan oleh Calon Legislatif (Caleg), baik level Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Para Caleg mulai bergerilya demi meraih kursi di parlemen.





Tensi Politik bertegangan Tinggi

Oleh: Muhammad Syarif*
Sore itu, Jum`at 14 Februari 2014 seperti biasanya saya membeli nasi goreng kesukaan di Punge, tiba-tiba seorang pak tua menjumpai seorang pemuda namanya Satria (bukan nama asli). Pak tua ini bermasuk baik, ingin mengatakan bahwa di wilayah ini akan di pasang Baliho/Spanduk salah seorang calek DPRA. Lalu terjadi perang urat saraf, dimana pemuda tersebut melarang pak tua itu memasang atribut kampanye berupa Baliho/Spanduk dan sejenisnya sebelum beliau menghadap secara resmi kepadanya. Mungkin dugaanku tempat rencana pemasangan Spanduk/Baliho adalah wilayah yuridiksi simpatisan atau pendukung anak muda tersebut.

 

Berkah Politik or Kutukan Politik

Oleh: Muhammad Syarif*

Tahapan Pemilihan Calon Anggota Legislatif 2014 (Caleg) sudah dimulai. Para konstenstan pemilu Caleg lagi gencar-gencarnya melaksanakan strategi politik demi memuluskan syahwat politiknya. Berbagai strategi dan manuver politik dilakoni. Program saweu gampong, coffe morning, temu kangen dan sebagainya terus dilakukan sebagai ajang pencitraan dan pembelajaran politik.

 

 

 

Membaca Manuver Politik 2014

Oleh : Muhammad Syarif

Politik sulit dibaca dan tebak. Dalam dunia persilatan “politik”, ada kecendrungan semua mungkin untuk memperoleh hasrat politik. Politik selalu identik dengan kekuasaan. Anda boleh tidak setuju dengan ungkapan itu. Menarik kalau kita coba simak, bagaimana jargon-jargon politik dilakoni oleh petualang politik, sebut saja: “jika saya terpilih maka saya akan memperjuangkan nasib rakyat. Kalimat akan...ini dan akan itu senantiasa mewarnai baliho di seputaran sudut baik di kota, maupun di desa/gampong. Bahkan di WC pun, ungkapan akan ini dan akan itu bergentayangan.

 

Bravo KIP Banda Aceh

Oleh: Muhammad Syarif

Pemilukada 9 April 2012 berjalan dengan lancar. Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh selaku penyelenggara Pemilihan Walikota/Wakil Walikota dinilai sukses dalam menyelenggarakan pemilukada. Seluruh tahapan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal yang paling membanggakan adalah KIP Kota Banda Aceh adalah salah satu Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten/Kota yang melaksanakan Debat Kandidat secara terbuka di Televisi Republik Indonesia dua kali putaran. Ini patut menjadi contoh bagi daerah Kabupaten/Kota di Aceh.

 

Pembenahan Manajemen Lion Air

Oleh : Muhammad Syarif

Pengguna Jasa Pelayanan Transprotasi Udara mestinya mendapat perlindungan dan kenyamanan, kalimat itu rasa-rasanya hampir tidak ditemukan pada travel pengguna jasa penerbangan Lion Air. Tepatnya tanggal 14 Maret 2012, saya melakukan penerbangan menggunakan travel Lion Air Tujuan Banda Aceh-Bangka Belitung  (JT 397-737 dan JT 612-737)  dengan rute penerbangan Banda Aceh- Jakarta dan Jakarta-Pangkal Pinang, dalam rangka mengikuti Focus Group Discussion Implementasi Pembentukan Lembaga Lain di Daerah yang di laksanakan oleh Kementrian Pendaya Gunaan Aparatur dan Reformasi Biro Krasi bertempat di Hotel Santika Bangka Belitung. 

  

Gubernur Aceh Kecolongan

Oleh : Muhammad Syarif, S.HI,M.H

Bulan Februari 2013 bulan yang aneh bin ajaib, dimana Kota yang berjulukan serambi mekkah dihebohkan dengan pemberitaan yang mengejutkan dimana pada saat mutasi besar-besaran dijajaran Pemerintahan Aceh terjadi hal-hal yang aneh sebut saja orang yang meninggal  dunia ternyata ikut diundang dalam prosesi pelantikan pejabat. Beberapa kalangan menilai ada pemerintahan bayangan di tubuh kepemimpinan dotoe zaini, malah Ketua YARA secara gamblang menuliskan surat kepada Pengelola Meseum  muri untuk memberikan sertifikat rekor muri bagi pemerintahan Aceh karena ada yang aneh bin ajaib pada saat pelaksanaan Pelantikan pejabat di Aceh.

 

EFEKTIFITAS SATPOL PP DAN WILAYATUL HISBAH DALAM PENERAPAN HUKUM ISLAM DI ACEH

Tradisi diskusi awal bulan bersama Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Oleh : Muhammad Syarif
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak lahirnya Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, banyak hal fundamental berkaitan dengan penerapan syariat Islam di Aceh. Dasar hukum pelaksanaan syariat Islam itu sendiri awalnya dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh. Pelaksanaan syariat Islam tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Undang-Undang ini hanya menyatakan bahwa keistimewaan dalam kehidupan beragama diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan syariat Islam bagi pemeluknya,  pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada peraturan daerah. Tentu saja karena syariat Islam diataur dengan Perda/Qanun maka normatifnya sangat lemah.

 

Pencitraan PGRI

Oleh : MUHAMMAD SYARIF *
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mempunyai peran yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia. Sejak diproklamirkan 25 November 1945 silam PGRI dengan tegas mempunyai sasaran, yaitu pertama untuk mempertahankan Repubrik Indonesia yang diperjuangkan dengan merebut kemerdekaan. Kedua, meningkatkan pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip kerakyatan. Ketiga, membela hak dan nasib buruh, khususnya guru. Tentunya hal yang sangat mulia. Namun seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman keinginan mulia tersebut tidak dapat semuanya dicapai.

 

Mencari Sosok Pemimpin Aceh

Oleh : Muhammad Syarif


Ibnu Taimiyyah perna menegaskan dalam bukunya “Al-Siyaasah al-Syar'iyyah” Bahwa karena kepemimpinan merupakan suatu amanah maka untuk meraihnya harus dengan cara yang benar, jujur dan baik. Dan tugas yang diamanatkan itu juga harus dilaksanakan dengan baik dan bijaksana. Karena itu pula dalam menunjuk seorang pemimpin bukanlah berdasarkan golongan dan kekerabatan semata, tapi lebih mengutamakan keahlian, profesionalisme dan keaktifan.

 

   

 

 

                    M o U Helsinki, Filandia antara RI dan GAM Tahun 2005

Terjemahan resmi ini telah disetujui oleh delegasi RI dan GAM. Hanya terjemahan resmi ini yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Teks Asli tertulis dalam bahasa Inggris yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia
15 Agustus 2005.
Nota Kesepahaman
antara
Pemerintah Republik Indonesia
dan
Gerakan Aceh Merdeka
Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan komitmen mereka untuk penyelesaian konflik Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua.

 

Sejarah Aceh (Versi singkat yang di tulis oleh sdr. Ahmad Sudirman)


SEBELUM DINASTI USMANIYAH DI TURKI BERDIRI, KERAJAAN ISLAM SAMUDERA-PASAI DI ACEH TELAH BERDIRI

Sebelum Dinasti Usmaniyah di Turki berdiri pada tahun 699 H-1341 H atau bersamaan dengan tahun 1385 M-1923 M, ternyata nun jauh di belahan dunia sebelah timur, di dunia bagian Asia, telah muncul Kerajaan Islam Samudera-Pasai yang berada di wilayah Aceh yang didirikan oleh Mara Silu yang segera berganti nama setelah masuk Islam dengan nama Malik ul Saleh yang meninggal pada tahun 1297. Dimana penggantinya tidak jelas, namun pada tahun 1345 Samudera-Pasai diperintah oleh Malik ul Zahir, cucu Malik ul Saleh.